Pada postingan kali ini saya akan mengulas dan membahas masalah yang selama ini mungkin menjadi pertanyaan bagi kita semua, khususnya para suami yang masih ragu dan bahkan tidak tahu apa sebenarnya hukum mendekati istri yang sedang haid. Kebanyakan para suami akan merasa risih bila dekat dengan sang istri yang sedang haid. Boleh anda lakukan survei dan pembuktian kepada mereka, dari 100 orang suami 80 % mereka akan merasa risih bila dekat dengan sang istri yang sedang haid. Kenapa demikian? Ya..mungkin saja dikarenakan pemahaman mereka bahwa jika seorang wanita tengah haid, itu berarti mereka sedang dalam keadaan kotor. Jadi mendekatinya sama saja mendekati hal yang kotor. Tapi sebenarnya itu adalah pemahaman yang salah. Jadi disini anda akan tahu bagaimana hukumnya mendekati istri yang sedang haid.
Diriwayatkan oleh Muslim ( 300 ) yang dikutib dari bukunya Adib Al-Kamdani, bahwasanya Aisyah ra berkata, " Pernah aku minum, sedangkan aku pada saat itu dalam keadaan haid. Kemudian aku memberikan minuman tersebut kepada Nabi SAW ( dari bejana yang sama ), dan beliau menempelkan mulutnya tepat ditempat bekas aku minum, lalu beliau minum. Pernah pula aku makan daging yang tersisa dari tulang dengan menggigitnya, sedang aku dalam keadaan haid. Kemudian aku memberikannya kepada Nabi SAW, lalu beliau meletakkan mulutnya pada bekas mulutku.
Dalam riwayat lain, " Maka beliau meletakkan mulutnya pada bekas mulutku." ( Hadis Shahih, diriwayatkan oleh Abu Awanah : 1/311 ).
Aisyah ra juga berkata, " Bahwasanya Rasulullah SAW memberikan kepadaku bejana. Maka aku meminum darinya, sedangkan aku dalam keadaan haid, kemudian aku memberikan kepada beliau, dan beliau lalu memilih tempat bekas mulutku dan meletakkan mulutnya padanya." ( Hadis shahih, diriwayatkan oleh An-Nasa'i : 1/149 ).
Dari kutipan beberapa hadis diatas jelas sekali bahwasanya tidak ada larangan bagi suami untuk mendekati istrinya yang sedang haid. Bahkan Rasulullah SAW sendiri sering minum dari bekas istri beliau meskipun istri beliau dalam keadaan haid. Ini sebuah pelajaran bagi kita untuk tidak menempatkan istri pada kedudukan yang rendah, apalagi ketika istri kita sedang haid.
gambar ilustrasi |
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad ( 120 ) bahwa Aisyah ra berkata, " Ketika aku mendapat giliran malam bersama Nabi SAW, aku menggiling sesuatu yang terbuat dari tepung dan kubuat menjadi roti. Kemudian beliau masuk dan menutup pintu. Lalu masuk kedalam masjid ( tempat shalat dirumahku ). Dan ketika beliau hendak tidur, beliau menutup pintu dan mengikat tali untuk menutup mulut geriba ( tempat air yang terbuat dari kulit ), membalikkan mangkok dan mematikan lampu. Maka aku menunggu beliau keluar ( dari masjidnya ) untuk memberinya roti, namun beliau belum keluar juga. Sehingga aku pun tertidur dan hawa dingin mengusiknya. Lalu beliau mendatangiku dan membangunkanku seraya berkata " Mendekatlah kepadaku, hangatkanlah diriku, hangatkanlah diriku !" Lalu kukatakan pada beliau," Saya sedang haid." Beliau berkata," Walaupun engkau sedang haid, singkaplah kedua pahamu." Lalu kubukakan kedua pahaku dan beliau meletakkan pipi dan kepalanya ( juga dadanya ) diatas kedua pahaku ( aku mendekap beliau ) hingga beliau merasa hangat ( dan tidur )."
Jadi bersandar pada beberapa hadis diatas, maka terdapat banyak faedah, diantaranya : bahwa Nabi SAW memandang seorang wanita adalah manusia yang memiliki hati dan perasaan serta kelembutan. Tidak ada batasan baginya untuk suami mendekati, baik dalam keadaan suci maupun dalam keadaan haid dan nifas. Oleh karena itu Nabi memperlakukannya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Jadi sepatutnya kita sebagai pengikut beliau untuk mengikuti apa yang beliau kerjakan, terutama hal-hal seperti ini.
Banyak sebagian suami yang jika istrinya suci ( tidak haid ) dia akan mendekatinya, bersenang-senang darinya, serta bermanja-manjaan. Namun jika istrinya sedang haid, maka ia akan berpaling darinya dan bersikap dingin kepadanya. Tidak mau dan merasa risih bila mendekatinya. Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh orang-orang yahudi. Namun Nabi SAW meluruskan pemahaman akan hal tersebut. Beliau minum dengan cara meletakkan mulutnya pada bekas mulut istrinya yang sedang haid. Dan bahkan beliau tidur dipangkuan istrinya, sedangkan istri beliau dalam keadaan haid. Padahal, pangkuan dan pipi beliau itu sangat dekat dengan farji ( kemaluan ) istrinya yang terdapat darah haid. Tapi beliau tidak memperdulikan akan hal itu. Beliau sangat menghargai dan menyayangi istrinya. Tidak ada sedikitpun rasa jijik dan risih beliau terhadap istrinya yang sedang haid. Beliau melakukan hal itu karena didasari atas rasa cinta dan kasih sayang pada istrinya.
Itulah beberapa hadis yang memberikan pemahaman kepada kita semua tentang bagaimana Hukum Mendekati Istri yang Sedang Haid. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Harus Baca !!! Inilah Hukum Mendekati Istri Yang Sedang Haid"
Post a Comment